tag:blogger.com,1999:blog-73247498428115505502024-03-19T01:49:51.464-07:00BaliArsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-7324749842811550550.post-60107807455870696822007-10-14T04:52:00.000-07:002010-10-10T08:22:06.829-07:00Tan Lioe Ie<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhkSTIsAmTMd8GTFvf0wVQAvgRmCBl_Re24DosCAuiVLJLvdCDeXI6xPaAFtumf1O6rWaed2hiCYNcGqDqQgwNnQZ8xHtDA5D3DAJg2ydv31_79F3-DVc57UQGNsvPyHBg6oGqKvxhxnc/s1600/Tan+Lioe+Ie.tif.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 181px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhkSTIsAmTMd8GTFvf0wVQAvgRmCBl_Re24DosCAuiVLJLvdCDeXI6xPaAFtumf1O6rWaed2hiCYNcGqDqQgwNnQZ8xHtDA5D3DAJg2ydv31_79F3-DVc57UQGNsvPyHBg6oGqKvxhxnc/s200/Tan+Lioe+Ie.tif.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5526437910379423602" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">Lahir di Den Pasar. Pernah kuliah di Fakultas teknik Arsitektur Universitas Jakarta. Menyelesaikan S1 Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Karya-karyanya termuat di media massa seperti Bali Post, Horison, Berita Buana, Suara Merdeka, Kompas, Media Indonesia, CAK, Coast Lines, Bali The Morning (Indonesia – Inggris), Antologi Menagierie 4 (Bahasa Inggris), Perjalanan, Utan Kayu Tafsir dalam Permainan, Mimbar Penyair Abad 21, Bonsai’s Morning (Bahasa Inggris), Living Togethte Utan Kayu International Literary Biennale, 2005 (Indonesia-Inggris) dan lain-lain. Kumpulan Tunggalnya “Kita Bersaudara” sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris “ We Are All One “ oleh Dr. Thomas Hunter Jr. Tan merupakan penyair pertama Indonesia yang melakukan “eksplorasi” atas ritual dan mitologi Tionghoa untuk puisi bahasa Indonesia. Buku Puisi Malam Cahaya Lampion, pernah memenangkan lomba penulisan sastra buku. Salah satu puisinya :<br /></div><br />Catatan Gila<br /><br />Tanganmu pucat disergap dingin<br />musim gila yang angkuh<br />Seperti ketukan-ketukan hujan di genting<br />Kau meracau di dunia yang kau bangun sendiri<br /><br />Setiap kita akan sendiri, katamu<br />Apa salahnya terbiasa sejak dini?<br />Bertarung atau berdamai dengan diri<br /><br />Setiap kita akan sendiri<br />Lapar kita, lapar sendiri<br />Mengunyah kata dari batu hidup<br />Melahap kita di laju senyap waktu<br />Sakit kita, sakit sendiri<br />Menebar gigil di daging<br />yang lebur membumi<br />Bumi yang berabad-abad berpaling dari kaummu<br />Kaum yang mudah menertawakan diri<br />Mudah pula menertawakan luka diri<br />yang paling perih.<br /><br />Waktu mengiris senja<br />Menyisakan segurat samar cahaya<br />Kesamaran yang mengaburkan pandang<br />mata yang dahaga<br />Mata pemburu cahaya<br />Sampai kerlip terkecil kunang-kunang semu di bujur pantai<br />Mata yang mencoba menembus<br />Batas laut dan daratan yang dihapus malam.<br />Beri aku bintang sejuta<br />Bulan beribu<br />Atau jadikan aku cahaya, pintamu<br />entah pada siapa<br /><br />Maka tak lagi malam menebar cekam seringai hantu<br />Yang menyelinap ke benak, saat kau pejam<br />Yang memburumu sekilat pikiran<br />Melayang-layang tak teraih<br />Mengapung-apung tak tentru arah.<br /><br />Semakin pucat saja tanganmu<br />Semakin angkuh saja musim gila ini<br />Dan masih juga kau meracau sendiri<br />Di dunia yang sendiri<br />Tempat setiap kita akan sendiri.Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7324749842811550550.post-16759901634510555492007-10-14T04:45:00.000-07:002012-05-30T06:15:02.056-07:00I Made Suantha<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidUX_9WUwIWT4Eu7dlvcWxj0M5p5LAwYqpvhHttZNVWnmgBKE-BVq20azoqVv9ddhqqSE6m1wT43kXSdnuQo0Cot3HVN52Z44agPEZM0TfnzTobn_oc2xmZ_3_bKy4aaX52UvvmPyDrE4/s1600/i+made+suantha.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidUX_9WUwIWT4Eu7dlvcWxj0M5p5LAwYqpvhHttZNVWnmgBKE-BVq20azoqVv9ddhqqSE6m1wT43kXSdnuQo0Cot3HVN52Z44agPEZM0TfnzTobn_oc2xmZ_3_bKy4aaX52UvvmPyDrE4/s1600/i+made+suantha.jpg" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBWoYgqklTFa4mA_NyyCCHSGCtGbYQFJpOy9I6YedlNjWBJB0slE5CUQAdXBL-wKz9nF_rArYDnZCdZqYxp-pnDLjoGyxsXhNBxSqbKAf_ocImwDklbR6iA6H4bnvhEl7SFttp5p-ZFGA/s1600/i+made+suantha.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a>Lahir di Sanur, 24 Juli 1967. Mulai menulis sajak sejak di SMP tahun 1984. Sajak-sajaknya dimuat di Mutiara, Bali Post, Pelita, Berita Buana, Suara Karya, Nusa Tenggara, Karya Bakti dan lain-lain. Tahun 1987 diundang Dewan Kesenian Jakarta dalam Forum Puis Indonesia 1987 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Tahun 1992 diundang pada Festival Puisi di Surabaya. Kumpulan puisi tunggalnya Peniup Angin (1989), Togog Yeh (2002) bersama HRAM (I Ketut Suwidja, I Nyoman Wirata, Adhy Ryadi, (1988), Silaturahmi Kupu-Kupu (bersama Sindu Putra,2005). Salah satu puisinya :</div>
<br />
<span style="font-size: 130%;">Equilibrium Kupu-kupu (1)</span><br />
<br />
Malam terlahir karena kerlip kunang-kunang<br />
Siapa terlahir ditengah isak. Didalam perasan mawar<br />
Dipusaran madu yang terperah dari lenguh lembu<br />
“mata air !”<br />
<br />
Peladang kabut menyemai ilalang disebuah taman bunga<br />
Menjadi gubuk dengan tiang pohon tanpa getah !<br />
Kunang-kunang menyembunyikan gema<br />
Menenggelamkan senja disela bayangan<br />
Yang melengkung di dalam cahaya. Angin menyentuhmu<br />
Sangat pekat. Kau berdiam<br />
Dingin karam di diri : kulintasi matahari<br />
Mengenal air mata yang sudah terbakar<br />
Dibawah ufuk:burung-burung berganti kicau<br />
Dengan lenguh sapi meluku endapan air<br />
Menera panas<br />
Dan ngiang kupu-kupu memekarkan musim bunga ?<br />
<br />
Malam tanpa jarak dengan terbang kelekatu<br />
Siapa menunggu di rumah ilalang : menyamak lelehan<br />
Madu dan memahami rahasia kupu-kupu di sekuntum bunga ?<br />
Kunang-kunang menera sinar bulan,”aku jadi beku<br />
Pada panas kalbu !”<br />
Jiwaku limbung, menanam warna terburai<br />
Dari bayangan lembab !<br />
Cuaca kembar berdarah : singatan dan gigilan<br />
Pohon terpaku diantaranya !<br />
Patung air. Patung air. Kupu-kupu membentuknya<br />
Kusemai pada lendir darah : tumbuhlah hamparan<br />
Memuati pelabuhan burung<br />
Dan cahaya dingin teduh<br />
Memanjangkan jejak kupu-kupu yang kembali<br />
“aku telah menulis bening mata air !”Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0